Pastikan anda meletakan kaki anda di tempat yang tepat, kemudian berdirilah dengan teguh!
Abraham Lincoln
Sepasang suami isteri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan cukup terang untuk menerangi dagangan mereka.
Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat.
Siapa pula tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan.
Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi.
“Wahai suami isteri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bisa menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini?”
“Kami tak kehilangan harapan”, begitu jawabnya.
“Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah meninggalkan mereka yang menggenggamnya.”
Nilai Pembelajaran
Jika berbicara tentang harapan, yang ingin saya kembangkan semuanya akan dimulai dari semenjak saya lahir hingga saat sekarang ini. Harapan kita mengalami perubahan seiring dengan berjalanya waktu, bertambahnya pengetahuan dan perubahan cara kita dalam menilai segala hal yang terjadi di sekeliling kita, terutama pada tugas kita sehari-hari di pekerjaan kita. Saya mulai berfikir tentang harapan pada waktu pertama kali saya mulai mendapatkan pengetahuan dari orangtua saya, yaitu pada saat saya masih kanak-kanak hingga dewasa sekarang ini. Contoh yang saya ambil dari seorang pekerja driver di sebuah perusahaan, saya menganggap bahwasanya profesi sopir itu tidak hanya seseorang yang mengemudikan kendaraan untuk mengantar seseorang dari satu tempat ke tempat yang dituju.
Menurut pendapat saya, sopir adalah setiap orang yang diberikan amanat dari pimpinan perusahaan untuk ke tujuan-tujuan yang telah ditententukan dengan penuh tanggungjawab dan kepercayaan. Dengan demikian, sopir bisa saja seorang pemimpin organisasi, pemimpin instansi, pemimpin perusahaan, seorang guru, atau bahkan seorang presiden yang bertanggung jawab mengantarkan Indonesia menuju sebuah negara yang seluruh rakyatnya merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Memulai langkah pertama untuk menempuh jalan panjang menuju harapan kita, Pada saat ini, sudah tidak lagi mempersoalkan apakah kita akan gagal ataupun berhasil dalam meraih sebuah harapan, yang kita lakukan hanyalah mencoba dan terus mencoba untuk berusaha meraih harapan itu dengan sekuat tenaga kita dan tidak lupa kita juga terus berdoa kepada tuhan, apapun hasilnya nanti biarlah Tuhan yang memutuskannya.
Berterima kasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar. Genggamlah harapan dengan penuh kesabaran, dan jalanilah dengan ketulusan, dan keikhlasan. Hiduplah dengan mimpi, karena ia akan memberi semagat hidup dalam diri kita.
Sangat menginspirasi, bagus, terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas comment nya, ikuti terus update terbaru dari kami ya...
HapusPosting Komentar